Pengikut

Minggu, 29 April 2012

tentang sebuah kata bernama : maaf, maaf, maaf.

Memaafkan bagiku adalah menerima. Menerima kondisi apa adanya. tanpa protes tanpa sanggah tanpa marah. Segala penyebab mengapa sebuah kondisi tercipta, barangkali kita cuma bisa tahu sekian persennya aja. Tidak mungkin diketahui semua. Apalagi dimengerti. Meski sepertinya keputusan apapun ada “di tangan kita”, tapi ada sesuatu kekuatan yang tidak bisa dijelaskan, hanya bisa dirasakan. Namun seringkali konsep “memaafkan” yang kita kehendaki adalah kemampuan untuk mengembalikan situasi ke saat sebelum ada masalah. kembali semula..seperti awal.. hal yg tdk mungkin bukan.  pemaafan yang sejati hanya bisa diukur oleh masing-masing pribadi, di dalam hatinya sendiri. Namun hanya dengan terus berproses dalam aliran kehidupan, kita baru menyadari hikmah di baliknya. Bukankah kita harus “penuh” dulu sebelum bisa “memenuhi” orang lain? memaafkan dulu sebelum meminta maaf pd org lain.. ?
seberapa bnykpun kata "maaf" akan kau ucapkan pdku nanti, maka sebanyak itulah proses ku untuk terus berusaha legowo, lapang dada, ikhlas menerima apa adanya. semoga saja. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar