Pengikut

Kamis, 18 April 2013

tentang sesuatu yang bernama kondisi

aku ingat, dulu sebelum menikah, kau pernah menyatakan kalimat ini: bagaimana nanti kalo setelah menikah kita hidup berpindah?. kau pun juga pernah bertanya seperti ini, : siapkah nanti kalau kutinggal bekerja? 

dan kau pun pernah melontarkan pertanyaan: bagaimana kalo seandainya aku tidk bs menghubungimu krn sdg dalam pekerjaan yg begtu mendesak? 

apa kau ingat jawabannku?? 

baiklah, kira-kira ini lah jawaban ku saat itu utk tanyamu yang pertama: aku siap, krn mmg sudah seharusnya aku berada disampingmu kan. lalu jawabanku utk tanya yg kedua: ya harus siap, kan tempat kerjanya tdk bgtu jauh dr kota ini. dan jawabannku utk yg ketiga: masa ga bisa komunikasi sedikitpun klo kamu lagi kerja? kan ada break time nya. 

kurang lebih seeperti itulah jawabanku saat itu.. (mungkin kau pun telah tak mengingatnya lagi) 

taukah, dr ketiga tanyamu dan ketiga jawabku td hanya ada satu jawabannya. kondisi  Sayang..

bukankah kita yang menciptakan kondisi?? 

hidup berpindah, sendirian dirumah krn dtinggal bekerja, dan tdk bs berkomunikasi dalam lokasi kerja, itu hanya alasan saja, 

bukannkah kamu dan aku mampu menciptakan kondisi yang sebaliknya.. asal ada kemauan dmasing2 pihak. 

sayangnya, kamu terlihat tdk memiliki kemauan itu... kamu terlalu pasrah dengan yg namanya kondisi. 

kamu tidak melihat bahwa kondisi itu dciptakan, bukan tercipta bgtu saja. 

kondisi akan tercipta kalau kita mmg menghendakinya. 


dan satu hal yang membuatku tak habis pikir sampai saat ini adalah, bagaimana mungkin seorang suami nyaris tidk memiliki wktu sekedar utk menyapa istrinya jika sedang dalam kondisi bekerja?? 

sekedar sapaan ringan lewat suara..

mungkin terlalu berat utk mendengar suaraku ya.. atau memang enggan??

cobalah di ingat dulu (sebelum menikah) pernahkah kau luput menelponku tiap malamnya?? 

baiklah, ini mungkin masi berkaitan dnegan tulisanku kmrn, bahwa mmg taakkan pernah sama antara hari ini dan kemarin... :(


Rabu, 17 April 2013

HEY...

Hey…belum juga aku mengerti, apa yang sedang ku rasakan.
Tak seperti biasanya.. mungkin semua karenamu, sudah tak bisa ku nikmati saat kau tak bersamaku.
Seandainya saja ku bisa katakan, "jangan kau tinggalkan".
saat ini ku ragu bisakah kunikmati semua tanpamu selamanya?

hey.. pernah ku katakan dalam hati, "mencoba untuk menikmati semua yang terjadi."
hey...ternyata sangat melelahkan harus ku hadapi kenyataan sendiri tak bersamamu :(
Berharap ku terbiasa sendiri menikmatinya..

untitled

kemarin dan hari ini itu berbeda sekali.. kalo kemarin kamu masi dsini, skrg udah ga lagi.kalo kmrn kamu masi bs aku liat, skrg udh ga bs lagi, klo kemarin kamu bs aku peluk, skrg aku peluk guling.
kalo kmrn kita masi bs keluar bareng,skrg aku keluar jalannya sendirian
dan masi banyak lgi beda kemarin dan hari ini.
kemarin kita masi bs saling menatap, saling mendekap saling berucap tp hari ini, cuma barisan kata sms yang flat sekaleee... bahkan kadang terasa basa basi yg diisi dengan pertanyaan standar"udh bangun?" "udah sarapan?" "la dkantor?" dan lain sebagainya
standar sekale bukan??
yg notabene jawabannya pun pasti ga akan jauh berbeda, seperti: "udah makan, ni la dkantor.", atau "belum, ni masi jalan menuju kantor", atau "belum, ni lagi masak" atau lagi "udah sarapan, udah dkantor".
jawaban yang telah terpola dan tersusun sedemikian rupa..
selanjutnya, tulisan dlayar bb akan muncul bbrpa jam kemudian dengan pertanyaan: "lagi apa?" dan dsusul dnegan jawaban "lagi nntn tipi" ato"lagi kerja".
kemudian, layar bb akan menyala lagi dengan deretan pertanyaan standar (lagi) "udah makan? udah sholat?", dan dsusul dnegan jawaban " udah galo". dan seterusnya tak ada lagi dialog yg berarti...bahkan kadang terhenti.. :(
klo kemarin (baca: sebelum menikah) kita penuh dengan berbagai obrolan dan diskusi seru, hari ini (baca: setelah menikah) obrolan kita hanya terisi dengan perttanyaan standar dan biasa. bahkan terlalu bnyk diam.
bahkan terkadang kamu (kalo bole kukatakan demikian) acuh tak ada kabar sama sekali kalau tak aku duluann yang bertanya (bahkan tanyakupun tak kau hiraukan)..
kemarin dan hari ini memang pasti berbeda..
dan dengan kondisi seperti ini, apakah seterusnya kita akan baik2 saja??  bagaimana nasib cintaku ?? nntahlah..

Senin, 08 April 2013

setelah sekian lama....

baiklah..aku kembali..
statusku telah berubah.. dr gadis menjadi seorang istri.
tak banyak yg dapat kuceritakan..semuanya berjalan apa adanya lancar meski kadang kerikil mencungkil.

aku tak lagi mengajar, suamiku memintaku berhenti bekerja. meski akhirnya ia (mungkin) menyesal dengan pintanya yang itu.
sedang aku, hanya berusaha bersabar atassemua yang telah terjadi. ke plin plan nan suami memupus semua mimpi dan harapanuku. well yaa..paling tdk aku telah berusaha menjadi istri yang baik baginya, bagi rumah tangga kami.
hey, kalian belum mengenal suamiku kan..
baiklah..akan kuceritakan sedikit tentang dia.
suamiku, adalah orang yg kerap kutulis dalam simbok d blog ini, masi ingat pigura berkelabu?? yaa..aku menuslis tentang diam nya seorg lelaki, lelaki yg sekarang menjadi suamiku.
kalian tau, hingga skrg pun ia masi kerap diam, diam yg enntah sampai kapan dapat ku mengerti maknanya :(
diam yg terkadang membuatku kecewa. ia tak banyak bicara, namun sekali bicara aku harus menuruti semua titahnya.
ia teman sekolahku dulu, aku mengenalnya sejak kelas 1 SMA, namun baru mulai akrab ketika kuliah. karena pada masa itu kami kerap mengadakan acara kumpul bersama alumni tiap lebaran.
pada masa sekolah, aku tak terlalu memperhatikannya, hanya saja aku mulai memperhatikannya ketika kami duduk di kelas3 SMA. ia lelaki yang aneh menurut ku saat itu, ia pintar namun tak pernah menunjukkan kepintarannya, orang tuanya kaya, namun ia tak pernah sombong dnegan kekayaan orang tuanya, ia manis namun ia tak pernah cari perhatian dhadapan teman kami yang perempuan, ia sungguh sederhana. aku menyukai lelaki seperti itu. santun dan penuh kesederhanaan. namun, ia terlalu pendiam, setidaknya begitu mennurutku, karena sejak sekolah hingga kami kuliah ,nyaris tak pernag ada komunikasi yg berarti antara kami. hanya obrolan basa basi sapaan yg biasa..bahkan sangat biasa.
dulu pernah aku mencoba membuka obrolan percakaapan dengannya, tentang musik tentu saja, karana ku tau kami menyukai gnere musik yg sama, cemen song (istilah ini ia yg berikan). namun usahakupun sia-sia, ia tetap dengan diamnya, tak banyak bicara. aku pun jengah, lelah dnegan usaha ku sendiri. hingga tahun-tahun reuni kami pun tetap sama..diam dan sapaan sekedarnya saja.
namun semua berubah, ketika kmi berdua mulai mampu membuka komunikasi.
entah siapa yang memula, mungkin aku memberi angin dan ia mulai berani. kami berhubungan intens dlm komunikasi yg benar-benar tak ku sangka.
hingga dalam rentang waktu yg lama, kmi mulai dekat, berusaha mengenali pribadi masing2, mengenali diri masing2, dan berusaha menyayangi satu sama lain.
selanjutnya, kami memutuskan untuk menikah, hidup bersama (meski sekrg masi terpisah jarak).
aku mencintanya, dan (mungkin) ia mencintaku.
ia mmg tak pernah menjanjikan keindahan, kemegahan, ataupun kemewahan, namun aku menerimanya.. karena aku pun tak bgtu suka dgn hal-hal yng kutuliskan td di atas. aku mengingnkan kehidupan yang biasa, karena sebenarnya hdiup berdua dngnya telah menjadi hal yg luar biasa bagiku.
pernikahan kami telah memasuki bulan kelima, banyak yg berubah. dia berubah, akupun berubah.
mungkin kami masi harus beradaptasi dengan status baru kmi. mungkn kami masi harus bnyk belajar dalam berumah tangga.
dan mungkn kami memang harus terpisah untuk saat ini (yg ntah smpi kapan)
atau memang kami ditakdirkan menikah untuk hidup terpisah selamanya?? ntahlah.. aku tak mampu memikirkannya.
sekarang, aku masi terus belajar dna berusaha menerima keadaan. meski kadang logika dan perasaanku tak mampu menerimanya.
menerima keadaan ini, situasi ini, yang ia maupun aku tak tau sampai kapan akan menemui ujungnya.
baiklah, kusudahi dulu ceritaku hari ini...
selamat siang.